Hanya Masalah Waktu
Petrichor. Petros yang berarti batu, dan ichor yang diambil dari bahasa Yunani. Aroma itu menyeruak masuk kedalam rongga hidungku, memberikan kesan tenang kepada siapa pun yang sengaja atau tidak sengaja menhirupnya. Bau tetesan air hujan yang timbul karena mengenai tanah gersang atau jalan berdebu mampu menghidupkan kembali suasana yang ada.
Aku menyakini bahwa setiap yang diciptakan di dunia ini memiliki porsinya masing masing. Meskipun banyak manusia yang mendustai keadilan yang telah terjadi. Ada jahat ada baik, ada duka ada bahagia. Berlawanan namun sama-sama mengajarkan. Hanya masalah waktu.
***
Bunyi tetesan sisa hujan masih belum berakhir, mentari pun belum mampu menampakkan sinarnya kembali. Aku pun masih duduk dalam sendu, masih merasa kehilangan. Aku belum bergeming selangkah pun dari balkon rumahku sejak mendung mulai datang. Sibuk dengan fikiranku sendiri.
Tetesan air dari langit akhirnya menciptakan kubangan kecil dibawahnya. Seperti hatiku. Ada beberapa tempat yang mulai terisi oleh kekosongan. Ada yang hilang dari sini, entah apa. Aku sudah menetapkan hati untuk melupakannya, tetap saja sosok itu masih berkeliling di alam mimpi setiap hari. Sial!
Lantunan musik dari laptop ku juga belum berhenti sedari tadi, Aku curiga laptop ini dapat merasakan juga apa yang ada di hatiku. Cih! makin mengada ada Aku rupanya. Benar saja dugaan ku, musik di laptop ku berganti dan melantunkan lagu Amenesia dari 5 second of summer. Haruskah aku mendengar lagu ini dengan rintik air sebagai backsoundnya saat perasaan ku sedang kalut?oh Tuhan.
Matilahkau laptop. Sambil menekan tombol power dengan kasar. Aku tutup lalu ku letakkan dengan asal di meja belajarku.
Ku rebahkan badanku yang terasa pegal dikasur, karena hanya duduk dan diam di balkon sejak entah kapan. Aku terlelap dengan fikiran kosong.
"Ka, bangun. Maghrib" Bunda membangunkan ku saat suara azan berkumandang.
Oh, ya. Aku baru sadar hp ku tergeletak di lantai kamar dan belum Aku cek seharian. Memangnya apa yang Aku harapkan dari mengecek hp?dapat kabar?dari siapa? Aku baru tersadar dengan status-ku sekarang. Ha!.
Tanpa di sangka, Ia masih mengubungiku. Dengan hanya "Hai" saja Ia dapat membuatku berfikir kembali untuk melupakannya. Ajimat apa sih yang Ia gunakan? Batinku.
Dengan maksud tak ingin memutusakan silaturahmi, maksudku, Aku ingin tetap berhubungan baik sebagai teman dengannya. Iya teman. Tak lebih. Karena tujuan baik itu, kubalas chatnya dengan ketikan sedikit berbeda dari biasanya. Aku ingin terlihat seperti Aku berhasil membiasakan diri dengan kondisi sekarang ini.
Ok, Aku belum mandi, makan, solat. Tidak ada lagi yang mengingatkan sepertinya. HAHA!
Ku geletakan hp ku di kasur, atau lebih tepatnya ku lempar. Untung tidak kelewat hingga lantai lagi. Mati Aku bila handphone satu-satunya ini rusak. Apa jadinya hidup tanpa handphone?sama seperti remaja kebanyakan, Aku susah sekali lepas dari handphone. Kalau bukan karena ini, percaya padaku, Aku tak akan mengabaikan handphone ini seperti sekarang.
Sepertinya Aku lupa dengan handphone, Aku mengeceknya lagi saat jam dinding rumahku menunjukkan pukul 10 lewat. Aku lihat ada balasan darinya. Iseng, Aku balas, Aku yakin Ia pasti sudah terlelap. Namun ajaib! pesanku langsung dibalasnya. Dia masih berperilaku sama, mengirimkan emoticon seperti dulu,maksudku sebelum hubungan ini berakhir.
Dia berbeda. Dia tak nampak seperti kehilanganku. Percakapan berjalan seru, hingga Aku terlarut di dalamnya. Sejenak melupakan bahwa tidak ada lagi "Kita" antara Aku dan Dia.
Percakapan diakhiri dengan ucapan selamat malam tanpa ucapan Aku sayang kamu seperti biasa. Ini seperti melemparkan ku kembali ke kenyataan bahwa ini benar-benar telah berakhir.
Kembali membuatku terdiam.
Pipiku basah kembali, air merembes dari kelopak mataku tanpa disuruh. Mendobrak pertahanan yang Aku jaga dari hari sebelumnya. Sudah ku tegaskan! Aku akan baik baik saja. Namun apa yang terjadi sekarang?. Rapuh.
Aku selalu membenci perpisahan, apapun itu sebabnya.
Waktu juga terus mengejar. Tak segan untuk merebut apapun bila Ia mau.
Seakan membawaku ke situasi yang Ia mau. Aku tak kuasa melawan derasnya waktu.
Percuma. Sia-Sia semua yang telah kulakukan.
Wahai waktu, bergulir lah cepat sekarang. Aku mohon. Bantulah Aku melupakan semua yang telah terjadi.
Bantu Aku melupakannya
Ini hanya masalah waktu, bantinku mengingatkan.

keren.fix. ganyesel buang2 waktuWKK
BalasHapus